Skip to main content

Selamat Jalan Gus Dur


Foto diambil dari KOMPAS

 Aku ga tau, perasaan apa ini? tapi rasanya aku emang sedih dengan kematian Gus Dur. Bagiku Gus Dur seperti jaminan keragaman, pemikiran alternatif  dan pengakukan terhadap kelompok minoritas yang selama ini dianggap liyan, bisa tumbuh dan berkembang di negeri yang sedang belajar jadi dewasa ini. Jika penjamin itu tidak ada lagi, apa yang akan terjadi kemudian? Ku kira, selain kesedihan, perasaan yang menguasai banyak orang adalah  kekawatiran. Setiap orang yang bersetuju dengan keragaman dan pluralitas serta mendukung hak-hak minoritas, mesti menemukan keyakinan untuk menjamin keyakinan dan dukungannya itu, tanpa Gus Dur sebagai tameng yang siap menghadapi kekuasaan anti keberagaman dan abai terhadap hak minoritas.

Kepergian Gus Dur seperti kepergiaan guru, bapak yang selama ini memberi jaminan 'zona aman' pada murid dan anak-anaknya untuk terus berpikir alternatif dan mengahargai keragamanan. Gus Dur seperti meretaskan jalan memberi keberanian dan dukungan moril bahwa tidak ada yang salah dengan perbedaan dan keragamanan, bahwa kemuliaan ada pada sikap menghargai minoritas. Dan sekarang, jalan yang telah dirintis, keberanian untuk berbeda yang telah disemaikan itu, jadi warisan penting yang perlu terus menerus di perjuangkan.

Jasadmu mungkin sekarang sedang jadi rayahan cacing tanah, tapi inspirasi dan apa yang selalu kamu perjuangkan ga akan pernah mati.
Aku sungguh kehilanganmu..

Selamat kembali pada Sang Maha Plural..
 

Comments

Popular posts from this blog

Menjadi Penjilid dan Perjalanan Menemukan Fokus

Playing The Building, foto vitarlenology 2008 Suatu hari, ketika berkunjung untuk pertama kalinya ke markas besar Etsy, di Brooklyn, NYC, tahun 2008, Vanessa Bertonzi yang saat itu bekerja sebagai humasnya Etsy, bertanya padaku "Setelah pulang dari Amerika, apa yang akan kamu lakukan?" Saat itu spontan aku menjawab, "Aku mau jadi desainer stationery." Padahal, aku belum sekalipun punya pengalaman ikut kelas menjilid buku atau hal-hal yang sifatnya mengasah keterampilanku menjilid buku.  Jawabanku lebih didasarkan pada kesukaanku akan stationery terutama sekali notebook dan alat-alat tulis. Desain Stationery seperti apa yang ingin aku buat, itupun masih kabur. Namun rupanya, jawabanku itu seperti mantra untuk diriku sendiri dan patok yang ditancapkan, bahwa perjalanan fokusku dimulai dari situ. Menemukan kelas book binding di Etsy Lab pada saat itu, seperti terminal awal yang akhirnya membawaku menelusuri ‘book binding’ sebagai fokus yang ingin aku dalami. Pert...

Ketika Menjadi Aktivis Adalah Hobi

Tulisan ini pernah dipublikasikan di Pro Aktif Online Hobi seperti apakah yang cocok untuk para aktivis? Pertanyaan ini muncul ketika saya diminta menulis soal hobi untuk para aktivis untuk laman ini. Saya kira, siapa pun, dari latar belakang apapun, baik aktivis maupun bukan, bisa bebas memilih hobi untuk dijalaninya. Karena hobi adalah pilihan bebas. Ia menjadi aktivitas yang dikerjakan dengan senang hati di waktu luang. Apapun bentuk kegiatannya, selama aktivitas itu bisa memberikan kesenangan bisa disebut hobi.  Sebelum membicarakan bagaimanakah hobi untuk para aktivis ini, saya akan terlebih dahulu membicarakan soal hobi, terutama yang hobi yang merupakan keterampilan tangan. Selain memberikan kesenangan, aktivitas ini bisa melatih kemampuan motorik dan keahlian dalam membuat sesuatu. Misalnya saja menjahit, merajut, automotif, pertukangan, apapun kegiatan yang membutuhkan keterampilan tangan.  Banyak orang merasa, aktivitas ini terlalu merepotkan untuk dilakukan,...

Craftivism: The Art of Craft and Activism

Bahagia sekaligus bangga, bisa terpilih untuk memberikan kontribusi tulisan pada buku tentang craftivism ini. Sementara aku pasang review dan endorsment terlebih dahulu. Untuk resensinya akan aku publikasikan dalam terbitan yang berbeda.  ------ Editor Betsy Greer Arsenal Pupl Press Craftivism is a worldwide movement that operates at the intersection of craft and activism; Craftivism the book is full of inspiration for crafters who want to create works that add to the greater good. In these essays, interviews, and images, craftivists from four continents reveal how they are changing the world with their art. Through examples that range from community embroidery projects, stitching in prisons, revolutionary ceramics, AIDS activism, yarn bombing, and crafts that facilitate personal growth, Craftivism provides imaginative examples of how crafters can be creative and altruistic at the same time. Artists profiled in the book are from the US, Canada, the UK...