Playing The Building, foto vitarlenology 2008 |
Jawabanku lebih didasarkan pada kesukaanku akan stationery terutama sekali notebook dan alat-alat tulis. Desain Stationery seperti apa yang ingin aku buat, itupun masih kabur. Namun rupanya, jawabanku itu seperti mantra untuk diriku sendiri dan patok yang ditancapkan, bahwa perjalanan fokusku dimulai dari situ. Menemukan kelas book binding di Etsy Lab pada saat itu, seperti terminal awal yang akhirnya membawaku menelusuri ‘book binding’ sebagai fokus yang ingin aku dalami. Pertanyaan atas logika dasar, bagaimanakah menjilid buku itu, terjawab di kelas ini. Aku menemukan bahwa keterampilan inilah yang kucari selama ini.
***
Menulis buku harian buatku adalah proses menguraikan keruwetan jalan pikiranku sendiri dan membantuku melihat rekam jejak perjalanan kehidupanku. Selain itu sejak tahun 2002 salah satu pekerjaan yang aku tekuni adalah ‘Toekang Tjetak’ alias mengerjakan berbagai macam pekerjaan cetakan, selain menjadi penulis dan periset lepas. Pekerjaan sebagai ‘toekang tjetak’ ini mengajarkan aku seluk beluk cetak mencetak benar-benar dari nol. Dari ga tau apapun, sampai akhirnya bisa menghitung ongkos cetak dan mengatur efisiensi bidang cetak. Dan ternyata sejak kecil aku memang punya ketertarikan pada buku bukan saja isinya, tapi juga sebagai hasil karya grafis dan sebagai sebuah bentuk.
Belakangan instagram dan pinterest, lebih erat lagi memperantarai interaksi untuk saling memperbaharui keahlian masing-masing antar sesama penjilid buku. Pada titik ini, aku menyadari, ketika berusaha untuk fokus di satu bidang tertentu, sesungguhnya kita tidak benar-benar sendiri. Di dunia ini akan selalu ada orang lain yang mencari fokus yang sama. Tantangannya ada pada bagaimana caranya untuk bisa saling menemukan dan setiap orang punya triknya sendiri.
Sahabatku si pembalap gadungan, pernah bilang bahwa sebuah pengukuran itu, selalu mempunyai ‘rentang’ yang terdiri dari nilai terendah dan teratas. Karena fokus itu dinamis, ia selalu bergerak menyesuri rentang terendah dan teratasnya. Selama masih ada di dalam rentang itu, berarti masih ada dalam fokus. Tapi ketika tidak berhasil mencapai nilai terendah dari rentang fokus berarti kehilangan fokus. Begitu pun sebaliknya, ketika bisa mendekati nilai teratas dari rentang fokus, berarti benar-benar sedang sangat fokus. Bagaimana cara mengetahui apakah kita sedang ada pada nilai terendah atau teratas dari rentang fokus yang dipilih? Aku biasanya menguji dengan memberi tantangan pada diri sendiri. Misalnya seperti tantangan #14harimenjiliddengancinta yang aku buat di instagramku. Buatku, tantangan seperti ini penting, karena aku perlu melecut diri sendiri untuk terus belajar dan mengeksplorasi keahlianku sendiri. Termasuk menguji apakah aku bisa konsisten selama 14 hari mencoba pola-pola baru?. Makin sering tantangan ini diberikan pada diri sendiri, makin mudah untuk mengetahui apakah fokusku sedang ada pada titik rendah atau titik teratas.
***
Comments