Skip to main content

Membebaskan Pertanyaan

Suatu pagi di jendela gudang selatan foto oleh vitarlenology
Katanya setinggi-tingginya maaf adalah ketika kita mampu menerima dengan iklas ketika orang lain tidak bisa mengerti niat baik kita. Tapi ternyata itu sulit. Meski ketika berhasil mencobanya hati terasa lebih longgar karena kita akan terhindar dari banyak pertanyaan tentang mengapa orang lain tidak bisa mengerti kita. 

Ternyata, tidak semua hal yang tidak kita mengerti perlu dipelihara sebagai pertanyaan yang menggantung dan membebani. Seringkali ketika pertanyaan-pertanyaan itu dibiarkan menyesaki hati, dia malah mengungkung pikiran dan rasa untuk leluasa mencari jawab. Bebaskan saja pertanyaan-pertanyaan itu. Biarkan waktu yang menjawabnya. Siapa tau, ketika kita iklaskan, waktu malah memberikan jawabannya dan hidup menunjukkan jalan pengertian baru atas apa yang sulit kita pahami selama ini.

Semakin bertambah usia, semakin banyak hal yang perlu di lepaskan, di iklaskan.

Comments

Ayu Welirang said…
Ya begitulah Mbak. Saya pun merasakan, bahwa semakin tua, semakin banyak yang mencoba kita cari tahu.. :)
saya suka sekali tulisan ini, ada kalanya kita cuma bisa menunggu waktu untuk menjawab semuanya. izin share ya mbak tarlen :)

Popular posts from this blog

Menjadi Penjilid dan Perjalanan Menemukan Fokus

Playing The Building, foto vitarlenology 2008 Suatu hari, ketika berkunjung untuk pertama kalinya ke markas besar Etsy, di Brooklyn, NYC, tahun 2008, Vanessa Bertonzi yang saat itu bekerja sebagai humasnya Etsy, bertanya padaku "Setelah pulang dari Amerika, apa yang akan kamu lakukan?" Saat itu spontan aku menjawab, "Aku mau jadi desainer stationery." Padahal, aku belum sekalipun punya pengalaman ikut kelas menjilid buku atau hal-hal yang sifatnya mengasah keterampilanku menjilid buku.  Jawabanku lebih didasarkan pada kesukaanku akan stationery terutama sekali notebook dan alat-alat tulis. Desain Stationery seperti apa yang ingin aku buat, itupun masih kabur. Namun rupanya, jawabanku itu seperti mantra untuk diriku sendiri dan patok yang ditancapkan, bahwa perjalanan fokusku dimulai dari situ. Menemukan kelas book binding di Etsy Lab pada saat itu, seperti terminal awal yang akhirnya membawaku menelusuri ‘book binding’ sebagai fokus yang ingin aku dalami. Pert...

Ketika Menjadi Aktivis Adalah Hobi

Tulisan ini pernah dipublikasikan di Pro Aktif Online Hobi seperti apakah yang cocok untuk para aktivis? Pertanyaan ini muncul ketika saya diminta menulis soal hobi untuk para aktivis untuk laman ini. Saya kira, siapa pun, dari latar belakang apapun, baik aktivis maupun bukan, bisa bebas memilih hobi untuk dijalaninya. Karena hobi adalah pilihan bebas. Ia menjadi aktivitas yang dikerjakan dengan senang hati di waktu luang. Apapun bentuk kegiatannya, selama aktivitas itu bisa memberikan kesenangan bisa disebut hobi.  Sebelum membicarakan bagaimanakah hobi untuk para aktivis ini, saya akan terlebih dahulu membicarakan soal hobi, terutama yang hobi yang merupakan keterampilan tangan. Selain memberikan kesenangan, aktivitas ini bisa melatih kemampuan motorik dan keahlian dalam membuat sesuatu. Misalnya saja menjahit, merajut, automotif, pertukangan, apapun kegiatan yang membutuhkan keterampilan tangan.  Banyak orang merasa, aktivitas ini terlalu merepotkan untuk dilakukan,...

Craftivism: The Art of Craft and Activism

Bahagia sekaligus bangga, bisa terpilih untuk memberikan kontribusi tulisan pada buku tentang craftivism ini. Sementara aku pasang review dan endorsment terlebih dahulu. Untuk resensinya akan aku publikasikan dalam terbitan yang berbeda.  ------ Editor Betsy Greer Arsenal Pupl Press Craftivism is a worldwide movement that operates at the intersection of craft and activism; Craftivism the book is full of inspiration for crafters who want to create works that add to the greater good. In these essays, interviews, and images, craftivists from four continents reveal how they are changing the world with their art. Through examples that range from community embroidery projects, stitching in prisons, revolutionary ceramics, AIDS activism, yarn bombing, and crafts that facilitate personal growth, Craftivism provides imaginative examples of how crafters can be creative and altruistic at the same time. Artists profiled in the book are from the US, Canada, the UK...