Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2010

Yes, It's You!

  Kita memilih untuk berjalan di lorong itu.  Bukan kutukan seperti yang kamu bilang, tapi pilihan.  Aku sudah sampai sini. Kamu sudah sampai mana?  Kita sedang sama-sama menjalaninya.. hanya bebeda rute saja.  Di sini, tidak ada (mungkin tidak banyak, setidaknya aku belum menemukannya) yang mengerti,  seperti kamu mengerti dan memahaminya.. I miss my best friend, so muuuuuuuchhhh..

My Rock N Roll Breastfeeding

Pearl Jam-RS 668 (October 28, 1993)  Aku punya cara bebeda untuk mengapresiasi sesuatu. Musik misalnya. Untuk musisi yang bener-bener berpengaruh pada diriku (setidaknya pemikiranku), prosesnya cukup lama dan panjang. Seperti memahami sebuah pemikiran filsuf yang ga cukup hanya dengan membaca satu buku saja. Pearl Jam misalnya. Band asal Seattle ini memberi pengaruh sangat besar di masa remaja sampai menuju masa dewasa. Awalnya adalah Jeremy yang pertama kali aku dengarkan di tahun 92 saat lagu itu pertama kali di rilis. Saat itu saat itu aku lagi seneng-senengnya sasama Red hot Chili Peppers dan Nirvana. Suara Eddie Vedder yang getir dan berat itu, mengusik kesenanganku menikmati Anthony Kiedis yang manis tapi seenaknya itu. Setelah Eddie Vedder, Kurt Cobain jadi terdengar terlalu pemarah dan terlalu persimistik. Sementara pada satu titik suara Eddie Vedder menyentuh frekuensi kegalauan filosofis masa remajaku yang dipenuhi dengan berjuta-juta pertanyaan mengapa ini begini dan

The White Stripes: Conquest

Salah satu video The White Stripes yang aku suka. Sempet merasa ada sesuatu yang beda dengan penyanyinya, keesentrikan yang aneh dan misterius, susah dimengerti. Baru sekarang kemudian di balik penampilannya yang 'creepy' itu, Jack White menyimpan banyak bakat dan energi berkarya yang begitu intens. Mengingatkan aku pada sosok Johnny Deep dari gaya dan intensitas, hanya kematangan yang berbeda, maklum umur mempengaruhi proses. Tapi aku sungguh suka dua orang ini, meski temanku heran. kok bisa aku ngefans sama Jack White.  Pertama aku jatuh cinta dengan karyanya (Conquest adalah lagu pertama yang memikatku) dan membuatku penasaran dengan misteri seniman di belakangnya. Pasti ada sesuatu yang menarik yang membuat dia bisa menciptakan lagu seperti itu. Dan dari referensi dan wawancara2 juga dari It Might Get Loud, semakin membuatku suka dengan misterinya.

Perjalanan Rasa Ingin Tahu

Langit di jendela kamarku 'Apa yang membuat menakutkan ketika mengikuti rasa ingin tahu? bukannya setiap orang akan mengikuti rasa ingin tahunya?' Beberapa waktu lalu, sahabatku mengajukan pertanyaan itu di saat kami mendiskusikan tentang bagaimana anak-anak jaman sekarang (terutama mahasiswa-mahasiswa sahabatku itu) rendah sekali rasa ingin tahunya. Saat itu, aku bilang bahwa mengikuti keingin tahuan itu, bukan sesuatu yang mudah dan gampang, karena perlu keberanian. Ketika rasa ingin tahu itu terus menerus kita ikuti, bisa membawa kita pada lorong yang panjang dan sunyi. Bisa jadi tinggal kita sendirian yang ada di lorong itu. Kita ga tau juga, ujungnya sampai di mana. Mungkin pada satu ceruk, kita akan bertemu dengan para pertapa yang sedang asyik menghikmati keingin tahuannya. Dia memutuskan untuk berhenti di titik itu dan merenungkan substansi semua penelusuran keingin tahuan yang dia jalani itu. Kurasa setiap orang pasti menjalani apa yang kusebut dengan perjalana

It Might Get Loud (2008)

***** Dokumenter / Sutradara: Davis Gugennheim Aku baru saja mendapatkan dvd ini tadi siang dan langsung menontonnya. Dokumenter tentang proses kreatif seniman-seniman hebat selalu menarik untuk kuketahui. Apalagi salah satu yang menjadi tokoh pencerita di dokumenter ini adalah Jack White , musisi asal Detroit sebaya denganku (FYI: White lahir 9 Juli 1975, lebih tua dua tahun dariku), tapi sejak pertama kali menyimak musik dan permainannya dengan White Stripes , aku langsung jatuh hati pada intensitas dan keseriusannya bereksplorasi. Bagiku, White adalah sedikit dari musisi jenius dan serius di usianya. Dokumenter ini kemudian mengajakku mengetahui lebih jauh proses kreatif White sebagai musisi dan latar belakang artistiknya. Aku seperti menemukan kembali perasaan jatuh cinta pada intensitas seseorang dalam berkarya, seperti yang pernah aku temukan pada Eddie Vedder , Pearl Jam, ketika pertama kali mendengar dia menyanyikan Jeremy di tahun 1992. Intensitas seseorang dalam berkar