Skip to main content

Posts

Showing posts from 2012

Pilihan Antara Hobi Dan (Atau) Serius Berbisnis

foto diambil dari  sini  Kelly Rand di buku Handmade to Sell membuat dikotomi (pemisahan) yang menarik antara penggiat hobi dan pembisnis. Dikotomi yang dibuat Kelly ini untuk menjawab pertanyaan mendasar yang seringkali muncul: mengapa kita membuat barang buatan tangan/handmade. Menurut Kelly, penggiat hobi bisa di cirikan sebagai berikut: Membuat barang buatan tangan di waktu luang Membuat barang buatan tangan itu untuk dipakai sendiri atau untuk teman dan kerabat. Biasanya memberikan cuma-cuma barang buatan tangan sebagai hadiah. Membuat barang buatan tangan sebagai pelepas ketegangan atau stres. Membuat barang buatan tangan sebagai sarana penyaluran kreativitas. Menjual barang buatan tangan biasanya hanya sekedar untuk mencari kesenangan dan tambahan uang saku. Dalam konteks negara maju, membuat barang buatan tangan sebagai hobi, bahan-bahan yang dibeli, pelatihan yang diikuti serta biaya yang dikeluarkan untuk proses produksinya, tidak mungkin dimasukan ke dalam v

Dilarang Gondrong!

Praktik Kekuasaan Orde Baru terhadap Anak Muda Awal 1970-an Penulis : Aria Wiratma Yudhistira Penerbit: Marjin Kiri Tahun 2010 Pernah, pada masa Orde Baru, pemerintahan Soeharto begitu anti terhadap rambut gondrong. Bahkan Soeharto pernah memerintahkan dibentuknya Bakorperagon (Badan Koordinasi Pemberantasan Rambut Gondrong).  Antipati yang sedemikian besar terhadap rambut gondrong ini menjadi kajian sejarah yang menarik dalam buku yang ditulis Aria Wiratma Yudhistira.  Buku ini merupakan hasil skripsinya sebagai mahasiswa di jurusan sejarah Universitas Indonesia, diberi judul: Dilarang Gondrong! Praktik kekuasaan Orde baru terhadap Anak Muda Awal 1970-an. Aria mencatat, pernyataan Pangkopkamtib pada tanggal 1 Oktober 1973 dalam sebuah acara perbincangan di TVRI, menyatakan bahwa rambut gondrong membuat pemuda menjadi Onverschillig alias acuh tak acuh (hlm 1). Pernyataan ini selanjutnya menjadi pembenaran atas tindakan anti rambut gondrong. Meski di sisi

Apa Kabar Drawing Hari Ini?

gambar atas kebaikan R.E. Hartanto G. Sidharta Soegijo (alm), pematung yang semasa hidupnya mengajar di FSRD ITB, pernah mengatakan “Salah satu cara yang paling langsung untuk menghubungkan proses berpikir, yang berlangsung secara abstrak, dengan bentuk visual, yang konkret, adalah melalui gambar.” Itu sebabnya jika membicarakan seni gambar tentu saja terkait dengan bagaimana seniman mengkerangkakan  gagasan-gagasan sebelum menjadi karya yang lebih utuh. Sebagai sebuah kerangka karya, gambar atau drawing seringkali tenggelam di bawah medium atau seni yang di dukung olehnya. Timbul tenggelamnya gambar dalam perkembangan seni rupa, sangat dipengaruhi oleh pendekatan pemikiran yang membentuk fase-fase perkembangan seni rupa. Misalnya saja, pada masa Renesans dimana seni lukis menjadi kategori seni tinggi. Otomatis menggambar menjadi bagian yang penting yang harus dikuasai. Sementara dalam perkembangan seni moderen, gambar tidak lagi menjadi sebuah kemampuan yang harus dik

Kolase ‘Mbeling’ Ala Amenk

‘Gelora sanubari ini terpancar begitu bahagia tatkala cara ungkap si ayang tumpah ruah merona indah bersama hadiah jadian yang baru tiga bulan ini, memang cukup spesial dan begitu mewah kelihatannya tapi aku tidak begitu menginginkannya aku ingin cinta yang murni dari dia tanpa melihat dari fisik & materi aku mencintaimu apa adanya ayang, kawinilah diriku seperti kucing garong’ Barisan teks itu melengkapi gambar sepasang kekasih yang tengah memandang hadiah spesial: sebuah mobil bertuliskan ‘Aku Cinta Kamyu’. Mufti Priyanka menjuduli karya tersebut ‘Cinta yang Tipikal’, karya gambar akrilik di atas kanvas, tahun 2011. Sekilas, kesan picisan terasa kuat, namun jika di tilik lebih jauh ada sesuatu yang janggal, rasa ganjil dari perpaduan teks yang terpatah-patah dan gambar ilustratif ini.  Gambar atas kebaikan Mufty Priyanka Mufti Priyanka atau yang akrab di sapa  Amenk , lahir di Bandung 5 Juli 1980. Tercatat sebagai alumnus Jurusan Pendidikan Seni Rupa UPI angkat

#MovieComment Detachment (2011): Renungan Seorang Guru Pengganti

* * * * Sutradara: Tony Kaye A child's intelligent heart can fathom the depth of many dark places, but can it fathom the delicate moment of its own detachment? -Henry Barthes- Lima menit pertama menonton film ini komentar spontan yang muncul adalah film ini 'berat'. Dialog-dialognya sejak awal langsung mengajak penonton merenung, betapa  menjadi pendidik bukanlah hal mudah.

#30hari30film Buffalo 66 (1998): 'Selalu Tentang Vincent Gallo'

* * * *  Sutradara: Vincent Gallo Apapun yang diperankan oleh Vincent Gallo, selalu terasa mengganggu. Mengganggu bukan dalam arti nyesek karena keseluruhan film memberi dampak emosi yang sedemikan dalam setelah usai menonton, tapi mengganggu dalan arti karena sosok Vincent Gallonya sendiri juga secara penampilan dan gesture memang mengganggu. Kok, ada ya orang yang bisa seperti itu? Hingga seringkali, ceritanya biasa-biasa saja, tapi Vincent Gallo selalu berhasil membuatnya menjadi tidak biasa. 

#30hari30film Lord of The Flies (1963)

* * * * 1/2 Sutradara: Peter Brook Bayangkan 30 orang anak laki-laki, terdampar di sebuah pulau karena pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan. Tiga puluh orang anak ini mesti memikirkan cara bagaimana bertahan hidup dan mencari pertolongan. Sebuah film yang diangkat dari novel karya William Colding dan digarap oleh sutradara Peter Brook.

#30hari30film Cerita Dari Tapal Batas (2011) Sebuah Upaya Mencari Batas Permasalahan Tapal Batas

Dokumenter. Sutradara: Wisnu Adi * * * Tidak banyak film dokumenter yang menceritakan tentang persoalan di perbatasan wilayah Indonesia dan Malaysia. Itu sebabnya film dokumenter yang mengangkat persoalan seperti ini tentunya sulit untuk menahan dorongan menceritakan banyak hal yang membuatnya kurang fokus dan kehilangan kekuatan untuk 'mengganggu' penontonnya. Adalah Cerita Dari Tapal Batas garapan sutradara Wisnu Adi yang mencoba mengangkat beberapa persoalan di perbatasan Kalimantan dengan Malaysia. Ada tiga orang tokoh yang mewakili persoalan-persoalan di wilayah perbatasan ini. Masalah ketidakmerataan pendidikan di pedalaman menjadi problematika klasik yang dalam film ini disuarakan oleh Martini, guru SD yang telah mengajar selama 8 tahun di daerah Entikong. Dengan gaji yang tidak seberapa, Martini harus merangkap peran sebagai guru, kepala sekolah, petugas administrasi dan memegang beberapa kelas sekaligus. Penyebabnya, karena kurangnya tenaga pengajar di desa

#30hari30film Pull My Daisy - Film 28 Minutes - 1959: Ketika Robert Frank & Alfred Leslie Menafsir Jack Kerouac

Sutradara Robert Frank & Alfred Leslie Story by Jack Kerouac Lyrics by Jack Kerouac & Allen Ginsberg * * * * Koleksi film sahabatku ini: bu Tita & Pak Agus, selalu membuatku girang gemirang. Salah satu yang terbaru yang kutemukan selama di Yogja adalah film ini. Film pendek berdurasi 28 menit dengan narasi ditulis dan di bacakan oleh Jack Kerouac dan filmnya sendiri digarap oleh Robert Frank dan Alfred Leslie. Mereka semua adalah seniman-seniman di masa beat generation.  Pull My Daisy merupakan naskah drama Jack Kerouac yang tak pernah di pentaskan. Di ambil dengan menggunakan kamera 16mm, hitam putih di loft studio milik pelukis Alfred Leslie, 4th Avenue, Manhattan, New York City.  Proses penggambilan gambarnya sendiri dimulai sejak bulan Januari 1959 sampai April 1959. Hanya satu orang aktris profesional yang terlibat dalam proyek film pendek ini. Sisanya, aktor dan aktris yang bermain adalah teman-teman sendiri, hanya dengan menggunakan satu kamera dan s

#30hari30film Shame (2011) "We're Not Bad People. We Just Come From a Bad Place"

Sutradara: Steve McQueen * * * * Pertama-tama perlu kukatakan bahwa film ini buatku termasuk dalam kategori film yang menimbulkan efek samping: gangguan perasaan sesudah menontonnya. Bukan semata-mata karena Michael Fassbender menjadi pecandu seks di film ini yang membuat dia tampil full frontal nude, tapi juga karena keseluruhan filmnya memang berhasil mengganggu. Berkisah tentang Brandon (Michael Fassbender), lelaki tiga puluhan, New Yorker kelas menengah  yang sukses, dengan pekerjaan mapan, apartemen di daerah upper west side, ganteng, charming dan selalu dengan mudah memikat hati perempuan. Nyaris sempurna. Kecuali satu hal bahwa ia kecanduan seks. Bisa di manapun, kapanpun dan dengan siapapun bahkan dengan dirinya sendiri. Sampai-sampai komputer di tempat kerjanya, berkali-kali harus dibersihkan dari serangan virus ganas akibat terlalu sering mengakses situs-situs dan layanan porno via online. Tapi jangan buru-buru mengira ini film semata-mata tentang seks. Bukan itu. S

#30hari30film Salmon Fishing in The Yemen (2011) Diplomasi Ikan Salmon Ala Hallstorm

Sutradara: Lasse Hallstrom * * * Ini film yang cukup menarik dan mudah dinikmati. Seperti halnya film-film Lasse Hallstrom yang lain (Chocolate, My Life as a Dog, What's Eating Gilbert Grapes, Dear John, Cider House Rule). Formula dramanya masih sama seperti film-filmnya yang lain. Yang membuatnya berbeda adalah variasi cerita yang ia pilih. Kali ini, Hallstrom memilih diplomasi ikan salmon sebagai latar belakang cerita yang menjadi pondasi konflik tokoh-tokohnya. Ewan McGregor dan Emily Blunt menjadi tokoh utamanya. Ewan McGregor yang berperan sebagai Dr. Alfred Jones ahli perikanan, tiba-tiba dihubungi oleh Harriet (Emily Blunt) yang bekerja untuk Sheik Muhammed (Amr Waked). Harriet mengatakan dalam emailnya bahwa Sheik ingin mengembangkan ikan ikan salmon di Yaman dan ia membutuhkan ahli perikanan seperti Jones. Semula Jones menganggap ide Sheik ini tidak masuk akal, bagaimana mungkin ikan salmon bisa hidup di cuaca panas seperti Yaman. Jones menolak mentah-mentah gaga

#30hari30film Food, Inc (2008) Ketika Ketahanan Pangan Diruntuhkan Kerakusan Industri

Dokumenter. Sutradara: Robert Kenner  * * * * 1/2 Film ini sengaja kupilih, relevan dengan isu kelangkaan kedelai yang membuat para pengusaha tahu dan tempe menghentikan produksinya. Selama ini Indonesia bergantung pada impor kedelai dari Amerika. Ketika Amerika mengalami gagal panen kedelai akibat kekeringan, bukan hanya masyakarat Amerika yang merasakan akibatnya, tapi rakyat Indonesia yang pun merasakan akibatnya.  Film besutan Robert Kenner ini didasarkan pada laporan investigasi Eric Schllosser, penulis buku Fast Food Nation, dan menjelaskan bagaimana industrialisasi pangan menciptakan ketergantungan pangan pada perusahaan multinasional dan melumpuhkan ketahanan pangan global.   Industrialisasi pangan dimulai sejak tahun 1930 ketika Amerika memperkenalkan makanan cepat saji. Saat itu Mc Donald memperkenalkan restoran Drive-in dan membawa fabrikasi makanan di dapur mereka.  Mental keseragaman dan harga murah di perkenalkan dalam pola makan baru yang dibawa oleh