Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2012

Ziarah Kala Rindu

Tidak ada tradisi berziarah yang dilakukan secara khusus di keluargaku.  Tidak pula pada hari raya, dimana orang-orang, keluarga-keluarga, berbondong-bondong pergi berziarah, membuat pemakaman ramai seperti pasar.  Aku berziarah kala rindu saja. Rindu bapak terutama. Dan dalam keluargaku, kerinduan pada bapak itu datangnya berbeda-beda. Setiap anggota keluargaku punya waktunya masing-masing untuk melepas rindu di makam bapak.  Namun tidak setiap rindu, aku pergi ke makamnya. Biasanya hanya kerinduan yang teramat sangat saja yang bisa memaksaku datang dan terpekur di makamnya. Tidak ada ritual khusus juga yang kulakukan. Hanya mengadu diam-diam sambil coba membendung isak dan air mata kegalauan-kegalauan yang sulit diceritakan pada manusia hidup. Seperti mengosongkan sebagian beban pikiran yang blunder dan sulit dipahami bahkan oleh diriku sendiri. Kasihan sekali bapakku itu, sudah mati, masih saja dibebani oleh curhat-curhat anaknya yang satu ini.  Menziarahi orang mati, a

Langit Gudang Selatan, Pagi Tadi

Setelah semalam sulit tidur akibat memikirkan 'tobucil cook book' yang ga kelar-kelar itu, tadi pagi sekitar setengah tujuh, aku dibangunkan oleh matahari yang membuat kamarku bersinar terang- benderang. Emas. Silau. Di tengah langit yang kelabu, sinar keemasannya seperti jari-jemari yang coba merengkuh kehidupan yang ada di bumi. Aku terengkuh olehnya. Bangun. Mengambil kamera. Meski dengan silau, mengabadikan kilau rengkuhannya yang memantul di dinding tembok tetangga.  Lima menit kemudian, langit kembali kelabu. Redup. Matahari, pagi,  terima kasih untuk kilaunya meski hanya sekejap.

Surat Untuk Sahabat di Tahun Ke 35

353003 Memasuki usia 35 tahun, ternyata tidak semenakutkan yang dibayangkan. Malah cukup menyenangkan. Banyak sahabat yang ternyata masih menemani dan yang penting adalah ketenangan karena kesipan mental untuk memasukinya. Mungkin inilah yang disebut menjadi dewasa. Dan rasanya di usia ini aku benar-benar siap untuk itu. Waktu kecil dulu, aku selalu takut menjadi dewasa. Karena menurutku pada waktu itu, menjadi dewasa adalah ga asyik, kehilangan spontanitas, terlalu banyak basa-basi, harus menyerah pada kenyataan, terlalu banyak ketakutan, kehilangan idealisme, kehilangan semangat bermain, terjebak dalam kemapanan dan hal-hal lain  yang pada saat itu terlalu mengerikan dan menakutkan bagiku di masa kecil dulu. namun, tanpa disadari kenyataan hidup yang kujalani menuntutku berpikir lebih dewasa dari usiaku. Bacaan, khayalan, cita-citaku, apa yang kuinginkan, apa yang kualami di keluarga juga lingkungan di sekitarku, hasrat mencari tau, serta keyakinanku, ternyata