Skip to main content

Antares (2004)

* * *

Aku agak surprise ketika alur cerita film ini ternyata seperti Amores Perros, hanya saja dalam tempo yang lebih lambat. Film Austria berbahasa Jerman garapan Gotz Spielman ini, terbagi dalam tiga kisah yang tokoh-tokohnya terhubung dalam ketidak sengajaan.

Bermula dari Eva (Petra Morze), seorang suster yang terjebak dalam kehidupan rutin bersama suaminya dan anak perempuannya. Pertemuan Eva kembali, dengan Thomasz (Andres Patton), mengobarkan kembali affair yang pernah terjalin diantara mereka. Eva menemukan kegairahan baru di antara kejenuhan rumah tangganya. Sampai akhirnya dengan dingin Eva menelepon suaminya dan mengaku bahwa ia memiliki kekasih lain. Respon suaminya saat itu adalah 'mengapa? bukankah rumah tangga kita baik-baik saja?

Kisah kedua, berkisah tentang sonja, seorang pramuniaga yang sangat pencemburu pada kekasihnya. Kisah Sonja ini terhubung dengan kisah Eva, ketika Eva bertemu Sonja di supermarket, dimana Sonja adalah kasir yang melayaninya. Saat itu, konsumen yang lain marah-marah pada Sonja karena menemukan halaman majalah yang dibelinya, sengaja di sobek beberapa halaman entah oleh siapa. Belakangan ketahuan, Sonja yang melakukan itu karena halaman yang ia sobek berisi gambar-gambar ibu dengan bayinya. Sonja terobsesi ingin punya anak dengan alasan, itu cara satu-satunya bagi Sonja untuk tidak kehilangan Marco (Denis Cubic), meski tanpa sepengetahuan Marco, Sonja telah kehilangan bayinya.

Marco terkait dengan kisah ketiga. Kerena Marco diam-diam terlibat affair dengan Nicole (Martina Zinner) yang tak lain adalah istri Alex (Andreas Kiendl). Hubungan rumah tangga Nicole dan Alex selama ini diwarnai oleh kekerasan dalam rumah tangga. Itu sebabnya Niicole berselingkuh dengan Marco. Untuk mengambil hati Nicole kembali, Alex yang sehari-hari berkeja sebagai sales properti, bekerja keras untuk menunjukan kesuksesannya. Namun upayanya itu sia-sia. Nicole tetap tidak mau menerima Alex kembali. Adegan yang menewaskan Alex seketika kemudian menghubungkan kisah Alex dan Eva, kerena mobil yang bertabrakan adalah mobil Alex dan Thomasz.

Film ini sangat Eropa, tidak meledak-ledak tapi terasa sangat intens. Untuk sebuah film percarian cinta sejati ini, film ini ga secerewet Breaking and Entering. Untuk yang tidak terlalu suka film Eropa, film ini mungkin terasa sedikit hambar, kecuali adegan-adegan seksnya yang di gambarkan sangat eksplisit. Yang menarik buatku sebenernya bagaimana cara membahasakan kekosongan tokoh-tokohnya yang diperankan dengan baik oleh aktor dan aktrisnya. Tanpa kata-kata, tapi gestur dan ekspresi tokohnya mencerminkan kekosongan itu.

cukup lumayan..

Comments

Popular posts from this blog

Menjadi Penjilid dan Perjalanan Menemukan Fokus

Playing The Building, foto vitarlenology 2008 Suatu hari, ketika berkunjung untuk pertama kalinya ke markas besar Etsy, di Brooklyn, NYC, tahun 2008, Vanessa Bertonzi yang saat itu bekerja sebagai humasnya Etsy, bertanya padaku "Setelah pulang dari Amerika, apa yang akan kamu lakukan?" Saat itu spontan aku menjawab, "Aku mau jadi desainer stationery." Padahal, aku belum sekalipun punya pengalaman ikut kelas menjilid buku atau hal-hal yang sifatnya mengasah keterampilanku menjilid buku.  Jawabanku lebih didasarkan pada kesukaanku akan stationery terutama sekali notebook dan alat-alat tulis. Desain Stationery seperti apa yang ingin aku buat, itupun masih kabur. Namun rupanya, jawabanku itu seperti mantra untuk diriku sendiri dan patok yang ditancapkan, bahwa perjalanan fokusku dimulai dari situ. Menemukan kelas book binding di Etsy Lab pada saat itu, seperti terminal awal yang akhirnya membawaku menelusuri ‘book binding’ sebagai fokus yang ingin aku dalami. Pert...

Ketika Menjadi Aktivis Adalah Hobi

Tulisan ini pernah dipublikasikan di Pro Aktif Online Hobi seperti apakah yang cocok untuk para aktivis? Pertanyaan ini muncul ketika saya diminta menulis soal hobi untuk para aktivis untuk laman ini. Saya kira, siapa pun, dari latar belakang apapun, baik aktivis maupun bukan, bisa bebas memilih hobi untuk dijalaninya. Karena hobi adalah pilihan bebas. Ia menjadi aktivitas yang dikerjakan dengan senang hati di waktu luang. Apapun bentuk kegiatannya, selama aktivitas itu bisa memberikan kesenangan bisa disebut hobi.  Sebelum membicarakan bagaimanakah hobi untuk para aktivis ini, saya akan terlebih dahulu membicarakan soal hobi, terutama yang hobi yang merupakan keterampilan tangan. Selain memberikan kesenangan, aktivitas ini bisa melatih kemampuan motorik dan keahlian dalam membuat sesuatu. Misalnya saja menjahit, merajut, automotif, pertukangan, apapun kegiatan yang membutuhkan keterampilan tangan.  Banyak orang merasa, aktivitas ini terlalu merepotkan untuk dilakukan,...

Craftivism: The Art of Craft and Activism

Bahagia sekaligus bangga, bisa terpilih untuk memberikan kontribusi tulisan pada buku tentang craftivism ini. Sementara aku pasang review dan endorsment terlebih dahulu. Untuk resensinya akan aku publikasikan dalam terbitan yang berbeda.  ------ Editor Betsy Greer Arsenal Pupl Press Craftivism is a worldwide movement that operates at the intersection of craft and activism; Craftivism the book is full of inspiration for crafters who want to create works that add to the greater good. In these essays, interviews, and images, craftivists from four continents reveal how they are changing the world with their art. Through examples that range from community embroidery projects, stitching in prisons, revolutionary ceramics, AIDS activism, yarn bombing, and crafts that facilitate personal growth, Craftivism provides imaginative examples of how crafters can be creative and altruistic at the same time. Artists profiled in the book are from the US, Canada, the UK...