dokumenter musik * * * * *
Searching for Sugar Man (2012) adalah film dokumenter yang membuatku 'WOW!!' di akhir film. WOW!! karena heran, takjub sekaligus sulit untuk percaya, bahwa ada manusia dengan kisah hidup seperti Rodriguez di dunia ini. Berawal dari rasa penasaran Stephen 'Sugar' Segerman seorang penggemar fanatik dan Craig Bartholomew Strydom, jurnalis musik atas rumor kematian musisi idola mereka yang bernama Rodriguez_ seorang musisi ballad dari era 70an asal Amerika yang begitu terkenal di Afrika Selatan. Selama ini lagu-lagu Rodriguez di album Cold Fact, menjadi lagu wajib perjuangan para penentang politik Apartheid di Afrika Selatan. Mungkin kalau di Indonesia lagu-lagu Rodriguez di Aftika Selatan seperti lagu-lagunya Iwan Fals di masa Orde Baru.
Namun siapakah Rodriguez ini? Sosoknya begitu misterius. Sepanjang karirnya sebagai musisi, hampir tidak pernah ada pemberitaan tentang Rodriguez. Album Cold Fact hanya terjual 50 keping saja. Padahal produsernya menyebut-nyebut musik Rodriguez jauh baik dari Marvin Gaye sekalipun. Selebihnya tak ada yang tau asal-usul dan kisah kehidupan penyanyi ini, selain bahwa Rodriguez berasal dari Amerika Serikat. Misteri inilah yang membuat, banyak orang berspekulasi tentang siapa Rodriguez. Para penggemarnya menyakini gambaran sosok Rodriguez, justru dari lirik-lirik lagunya, karena inilah sumber tertulis satu-satunya yang bisa ditemukan dan ditafsir. Salah satu lagunya, menceritakan tentang seorang penyanyi yang merasa gagal lalu bunuh diri setelah konser pertamanya. Lirik ini membuat penggemarnya berkeyakinan bahwa Rodriguez sudah mati.
Sebagai jurnalis Craig melakukan penelusuran untuk memecahkan misteri Rodriguez. Jika benar Rodriguez telah mati, Craig ingin mengetahui, dimanakah kuburnya. Mulailah Craig menelusuri setiap tempat yang pernah disebut Rodriguez dalam lagunya. Craig sempat melacak Rodriguez sampai London, Amsterdam, New York, di lokasi yang disebut-sebut Rodriguez dalam lagunya. Sampai-sampai Craig memasang iklan mencari Rodriguez di kotak susu. Namun sia-sia. Tak ada orang yang tau mengenai keberadaan penyanyi bernama lengkap Sixto Diaz Rodriguez ini. Ketika hampir menyerah, Craig justru menemukan sebuah daerah bernama Deerborn di pinggiran Detroit yang luput dari perhatiannya. Pergilah Craig kesana dan bertemulah ia dengan beberapa produser rekaman yang terlibat dalam penggarapan album Rodriguez.
Di belahan dunia yang lain_Afrika Selatan, Stephen Segerman sebagai pengelola situs dan forum para penggemar Rodriguez, mendapatkan kejutan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Eva Rodriguez, anak perempuan Rodriguez, tak sengaja menemukan situs yang dikelola Stephen dan terkaget-kaget dengan berita 'rumor' tentang kematian ayahnya. Eva pun menghungi Stephen, menjelaskan bahwa rumor itu tidak benar. Ayahnya masih hidup, tinggal di Detroit dan baik-baik saja.
Setelah terhubung dengan Rodriguez, Stephen mengorganisir konser pertama Rodriguez di Afrika Selatan dengan penonton puluhan ribu penonton pada tahun 1998. Tiket konser terjual habis. Penggemarnya tak sabar ingin menyaksikan langsung idola mereka. Sementara Rodriguez tidak pernah membayangkan seperti apa apresiasi penggemarnya di Afrika Selatan. Saat Rodriguez muncul di panggung, penggemarnya dari beberapa generasi itu, seperti melihat idola mereka bangkit dari kubur. Rodriguez bahkan mendapatkan penghargaan Platinum untuk penjualan album Cold Fact di Afrika Selatan.
Rodriguez tidak pernah menyangka bahwa lagu dan sosoknya sedemikian besar di Afrika Selatan. Bahkan pemerintahan apartheid sempat melarang beberapa lagu Rodriguez karena dianggap dapat mendorong tindakan subversif (seperti lagu-lagu Iwan Fals di masa Orde Baru). Jauh di wilayah suburban Detroit, penyanyi berdarah Mexico ini, menganggap karirnya di bidang musik sudah tamat, bersamaan dengan dua albumnya yang dianggap gagal. Rodiguez memutuskan untuk melanjutkan kehidupannya seperti halnya kelas pekerja di Detroit lainnya. Bekerja keras untuk kelangsungan hidup keluarganya. Ia bahkan hampir tidak pernah membicarakan soal kehidupannya sebagai musisi pada anak-anaknya. Di kalangan rekan kerjanya, Rodriguez dikenal sebagai sosok yang sangat membumi dan pekerja keras. Ia aktif terlibat dalam perjuangan serikat pekerja dan minoritas latin di lingkungannya. Rodriguez bahkan sempat mencalonkan diri sebagai walikota dengan tujuan menjadi wakil yang menyuarakan hak-hak kelas pekerja dan minoritas. Rodriguez juga mendidik ketiga putrinya dengan mengutamakan pendidikan dan memperkenalkan anak-anak mereka pada seni sejak kecil.
Setelah dokumenter ini beredar dan menjadi salah satu nominasi dokumenter terbaik Academy Award 2013, tiba-tiba saja publik Amerika tersadar akan kehadiran superstar yang 'tersembunyi' selama lebih dari 40 tahun. Seiring dengan banyaknya penghargaan untuk dokumenter ini dan review yang positif dari media-media besar Amerika seperti The New York Times, The Rolling Stones Magazine, sosok Rodriguez muncul ke permukaan dan musiknya mendapatkan apresiasi luas dari publik Amerika. Kini Rodriguez seperti menjalani dua kehidupan yang sangat berbeda satu sama lain: musisi yang tiba-tiba mendapat sorotan luas dan seorang pekerja konstruksi yang memilih tetap tinggal di rumah sederhana yang telah ia tempati selama 40 tahun terakhir. Kesuksesan materi yang tiba-tiba datang padanya, tak membuatnya silau dan kehilangan pegangan atau mendadak jadi OKB! (Orang Kaya Baru). Rodriguez membuktikan bahwa kesuksesan itu perkara mental dan bagi Rodriguez butuh 40 tahun lebih untuk mempersiapkan mentalitas sukses itu.
"Musicians want to be heard. So I’m not hiding. But I do like to leave it there onstage and be myself, in that sense. Because some people carry it with them." Rodriguez -Rolling Stone
Comments