Skip to main content

Tak Ada yang Hilang, Semuanya Hanya Berubah..


Drawing karya R.E. Hartanto

"Aku bagian dari alam semesta, dan rumah jiwaku adalah bagian terkecil dari semesta itu sendiri. Ketika menyadari aku bagian dari yang lain, hidupku mulai saat ini adalah persoalan bagaimana aku membaginya pada yang lain. Apakah ini akan jadi kebohonganku yang berikutnya? Jika ternyata aku gagal menepatinya, yang jelas aku ga akan menyangkalnya."

Aku menulis ini pada 1 Januari 2007. Saat itu, aku merasa diriku ini seringkali berbohong dengan sederet resolusi di awal tahun yang seringkali ga kupatuhi. Saat itu, aku akhirnya menulis penanda perjalanan hidupku yang pada tahun 2007 lalu genap 30 tahun dimana aku mulai membangun rumah jiwaku yang baru,

Tanpa terasa, aku genap memutari waktu. Kembali bertemu tanggal 1 Januari 2008. Lingkar tahun usiaku bertambah satu. Melihat lagi apa yang terjadi dalam lingkaran waktu satu tahun lalu, rasanya menjadi luar biasa. Tahun 2007 adalah tahun perubahan. Seperti quote favoriteku dari Morpheus Lord of Dream, "everything change, but nothing really lost". Banyak hal tak terduga terjadi di tahun 2007 dan itu beneran mengubah arah dan tujuan hidupku.

***

Peristiwa besar yang tak kuduga-duga adalah kepindahan tobucil dari kyai gede utama juga common room yang tidak lagi menjadi bagian dari hidupku. Kepindahan dan perpisahan ini, membawa ku pada jalan baru, tempat baru, tujuan baru, arah baru, tantangan baru dan kesadaran tentang pentingnya menjadi diri sendiri. Mendefinisian apa itu tujuan bersama, cita-cita bersama, komitmen bersama, negosiasi, memanfaatkan dan dimanfaatkan, menjadi oportunis atau memilih jalan sendiri dan menjadi diri sendiri, bersetia pada keyakinan, bersabar pada proses.. banyak.. banyak sekali pelajaran berharga dari pengalaman ini.

Dan tempat baru juga berarti memulai kehidupan baru, seperti merestart semuanya dari awal lagi, namun semuanya ternyata tak seberat yang kukira. Keyakinan bahwa pintu baru selalu membawa jalannya sendiri, menuntunku pada banyak jalan yang tak pernah kuduga sebelumnya. Semua seperti menunjukan pada keyakinan, bahwa apa yang kuputuskan sebagai hidup baru di tempat baru adalah jalan yang tepat. Banyak kemudahan, pertolongan dan ketulusan yang membuat jalan itu mudah untuk ditempuh.

Sehingga kemudahan dan ketulusan yang hadir, membuat semua kemarahan, kesedihan dan kekecewaan yang kurasakan atas pengalaman ini, menjadi tak ada artinya. Tidak ada yang hilang sesungguhnya, semua hanya berubah dan aku menemukannya kembali dalam rasa yang berbeda.

***
Lalu, aku sempat berjarak sebentar dari Bandung, kembali pada sahabat dan menemukan ketulusan darinya. Menyadari sisi diriku yang lain sebagai tante dari bocah-bocah yang sudah kuanggap sebagai keponakanku sendiri. Aku belajar melayani mereka dengan tulus, menemukan kembali keberanian untuk percaya dan bersabar. Kehangatan persahabatan, kehangatan kasih sayang yang tulus yang menganggapku tante kesayangan mereka, menepis semua rasa takut saat jalan baru dan pintu-pintu baru itu harus ku tempuh. Aku merasa beruntung menemukannya. Aku merasa diriku menjadi penuh dengan cara yang berbeda.

***

Begitulah, ada perpisahan, namun ada pula perjumpaan. Perjumpaan dengan orang-orang yang tak pernah kukenal sebelumnya, atau bertemu kembali dengan orang-orang yang pernah berpapasan, dan kini berpapasan kembali dalam situasi dan rasa yang berbeda. Dan setiap perjumpaan selalu membawa pesannya sendiri. Membawa hal baru yang memberi kontribusi pada perubahan itu. Beberapa perjumpaan memberi kesan mendalam pada hidupku. Perjumpaaan di lorong hati , ketika sadar ada saat dimana diri tak sanggup menjalaninya sendirian. Perlu tangan lain untuk saling berpegangan, perlu diri lain untuk saling berpelukan saat menelisik bagian diri yang selama ini sering terabaikan dan enggan untuk dijenguk..

Terima kasih untuk berjalan bersama menyusuri lorong hati ..
Terima kasih untuk semua waktu sarapan yang susah payah kita temukan..
Terima kasih telah mengajarkan aku bagaimana menjadi fair pada hidupmu, hidupku, pada setiap kesalahan yang pernah kita buat.. dan memaafkannya..
.....


***

Dan setiap perubahan selalu membawa lompatannya sendiri. Semua perubahan yang terjadi mengantarku pada satu lompatan besar dalam hidupku. Kesempatan besar datang, menutup tahun 2007 dan mengantarku memasuki tahun 2008, dengan kebaruan-kebaruan hidup yang telah menunggu di depan sana.

Setiap hari adalah hari baru, dimana jiwaku ini, membangun rumahnya yang baru dari bongkahan-bongkahan pengalaman baru setiap harinya. Setiap hari adalah kesempatan untuk menyusunnya menjadi rumah yang nyaman dan hangat bagi jiwaku juga bagi jiwa-jiwa lain yang berbagi hidup didalamnya...

Comments

Anonymous said…
Ayo Tarlen!

Happy New Year 2008!
New Year
New Hope
New Spirit of Life
Anonymous said…
met tahun baru...

duhh cerita tentang loronghati, mengena bangettt!!!

sukses selalu yah...
Anonymous said…
happy New Year...

duhh cerita tentang lorong hati mengena banget...

nb : ga tau gmn caranya ngisi komen di blogspot :D

Popular posts from this blog

“Rethinking Cool” Gaya Anak Muda Bandung

pic by egga Tak sengaja, suatu siang, saya mendengar percakapan dalam bahasa Sunda dua orang anak laki-laki berseragam SMP di angkot Cihaheum-Ledeng, dalam perjalanan ke tempat kerja saya. “Maneh geus meuli sendal 347 can?” pertanyaan dalam bahasa sunda yang artinya: ‘kamu sudah beli sendal 347 belum? ‘, mengusik saya. Secara reflek, saya memandang si penanya yang duduk di hadapan saya. Ketika memandang mimik mukanya yang berapi-api, mata saya terpaut pada ransel sekolah yang ada dipangkuannya, merek 347, menghiasi ransel berwarna biru tua itu. Temannya yang duduk di sebelah saya menjawab: “acan euy, ku naon aya nu anyar?’ (belum, kenapa ada yang baru?) . Anak SMP yang duduk di hadapan saya itu setengah memarahi temannya: “Payah siah, meuli atuh meh gaul!” (payah kamu, beli dong biar gaul). Saya kaget, sekaligus geli dengan dua orang anak SMP itu. Kegelian saya bukan karena ekspresi mereka, tapi bayangan dandhy yang tiba-tiba muncul di kepala saya. Teman saya, si pemilik clothing la...

Postcard From Bayreuth

Sebuah postcard dari sahabatku di Bayreuth menyambutku di meja kerja yang kutinggalkan hampir dua minggu. Sahabatku itu, menuliskan sebuah quote yang dia terjemahkan dari postcard ini dan rasanya mewakili banyak kejadian yang terjadi akhir-akhir ini.. "Suatu saat mungkin aku akan tahu banyak hal yang ada di dunia, tapi kemudian aku bangun dan tetap merasa dan bertindak bodoh.." thanks a million Dian ..

Menjadi Penjilid dan Perjalanan Menemukan Fokus

Playing The Building, foto vitarlenology 2008 Suatu hari, ketika berkunjung untuk pertama kalinya ke markas besar Etsy, di Brooklyn, NYC, tahun 2008, Vanessa Bertonzi yang saat itu bekerja sebagai humasnya Etsy, bertanya padaku "Setelah pulang dari Amerika, apa yang akan kamu lakukan?" Saat itu spontan aku menjawab, "Aku mau jadi desainer stationery." Padahal, aku belum sekalipun punya pengalaman ikut kelas menjilid buku atau hal-hal yang sifatnya mengasah keterampilanku menjilid buku.  Jawabanku lebih didasarkan pada kesukaanku akan stationery terutama sekali notebook dan alat-alat tulis. Desain Stationery seperti apa yang ingin aku buat, itupun masih kabur. Namun rupanya, jawabanku itu seperti mantra untuk diriku sendiri dan patok yang ditancapkan, bahwa perjalanan fokusku dimulai dari situ. Menemukan kelas book binding di Etsy Lab pada saat itu, seperti terminal awal yang akhirnya membawaku menelusuri ‘book binding’ sebagai fokus yang ingin aku dalami. Pert...