foto oleh tarlen Yang menjadi kejutan dan melegakan di hari ini adalah telepon darimu. Suaramu yang menyapa lebih renyah dari biasanya, memecah semua rantai utama persoalanku selama sebelas ribu enam ratus delapan puluh hari menjadi mahluk bernyawa. Suaramu itu, beberapa bulan terakhir ini sempat menjadi hantu yang sulit kumengerti. Berkali-kali aku menangisi kegagalanku untuk mengerti kamu. Berkali-kali dokter THT memberiku obat alergi, karena badanku pun ikut-ikutan bereaksi atas ketidak mengertianku atas rasamu. Lalu suaramu itu tiba-tiba muncul kembali, setelah berbulan-bulan kumatikan. *** Masalahku itu dari dulu selalu berhubungan dengan soal: mengerti dan tidak dimengerti. Semua berpusat pada diriku. Aku yang ingin mengerti dan dimengerti. Dan semua psikosomatis yang merontokkan kekebalan tubuhku, selalu bersumber pada persoalan yang terakhir: merasa tidak dimengerti. Perasaan yang selalu mendorongku, menguji apapun, siapapun untuk afirmasi: 'ya sudah kuduga, kamu memang t...