Skip to main content

Menghadiahi Diri Sendiri


Demam del Toro masih terasa (kayanya ini seperti alergi bisa kumat kapan aja heheheh), tapi waktunya pergi hampir tiba. Yeah. Aku merasa sangat santai dengan perjalanan kali ini. Mungkin karena Rama bawaannya santai juga. Penting untuk menemukan teman perjalanan yang juga santai menghadapi segala kemungkinan.

Dalam tiga hari terakhir ini, aku malah menemukan perjalanan ini akan memberikan banyak pelajaran penting tentang kemanusiaan. Tempat tujuan yang mau aku datengin semua berhubungan dengan perang dan pembantaian: museum perang vietnam di Ho Chi Minh, Museum genocide di Pnom Penh. Dan tentu saja buku yang aku bawa untuk menemani perjalananku kali ini adalah 'Fear and Loathing in Las Vegas' karya Hunter S. Thompson yang bicara soal perang Vietnam dalam perspektif dua orang 'sinting': Raoul Duke dan Dr. Gonzo. Filmnya udah lebih dari sepuluh kali aku tonton, membuatku hapal tiap adegannya dan menyadari bahwa Beni tidak salah menerima karakter Dr. Gonzo di film ini. Meski sempat membuat karirnya sedkit terhambat, tapi Dr. Gonzo memberikan kelas tersendiri baginya sebagai seorang aktor... well.. balik lagi ke soal perjalanan.. Oya buku lain yang aku bawa sebagai bekal adalah Town and The City, Jack Keroac. On The Road udah tamat dalam perjalanan USA 2008 lalu. Di Malaysia atau Singapore aku pengen nyari bukunya Tennessee Williams dan Rum Diarynya Hunter S. Thompson.We'll see, what I'll find out.

Mungkin juga aku merasa sangat santai dan tenang banget karena aku ga sendirian. Teman perjalananku punya frekuensi yang sama denganku untuk perjalanan ini: sama-sama antusias untuk mengalami petualangan jiwa.. membuka pintu-pintu baru yang sulit dibuka kalo ga pergi ke tempat-tempat yang bener-bener sama sekali baru. Aku ga membayangkan apa-apa dengan perjalanan ini. Jalani aja apa yang akan dialami dari kemungkinan-kemungkinan itu. Malah mulai cari tiket untuk perjalanan berikutnya di tahun depan.

Sobatku si pembalap gadungan juga akan kembali melakukan perjalanan di awal April, semoga tujuan perjalannya tercapai dan dia bisa menikmati NYC dan SF dengan waktu yang dia punya. Seandainya bisa sama-sama balik lagi ke US pasti menyenangkan. Aku senang. Nanti pas aku kembali, sobatku  kembali, kami bertemu dan saling bertukar cerita satu sama lain..

Mmm.. sepertinya mulai tahun ini, aku akan menghadiahi diriku sendiri sebuah perjalanan baru di setiap ulang tahunku. Tanggal 30 Maret 2010, aku akan menghadiahi diriku pemandangan Pnom Pehn dan sungai Mekong. Dan perjalanan kali ini aku sengaja ga bawa joni my ibook. Pertama ribet karena kalo joni di bawa, aku harus bawa tas khusus yang bisa masuk cabin dan itu bikin berat. kedua, si joni juga udah terlalu tua untuk dibawa-bawa, karena aku belum bisa mendapatkan imac penggantinya, maka joni si ibook harus di awet-awet. Di pantai-pantai Thailand (puket) aku pengen nulis di pinggir pantainya, memotret sebanyak mungkin. Kemaren pas beres-beres dan menemukan penggalan-penggalan cerpen yang pernah aku tulis, aku malah jadi kepikiran untuk nulis cerpen lagi, siapa tau nanti di jalan bisa nemu motivasi dan inspirasi.

Aku bersyukur, semakin bertambah umurku semakin aku diberi kemampuan dan kekuatan untuk memilih jalan mana yang bisa kunikmati dan bisa memberiku pengayaan hidup. Hidup yang begitu luas semakin bisa aku nikmati dan jelajahi. Sempat membuka buku harian dua tahun lalu yang dipenuhi dengan kisah perjalan terbesar dalam hidupku dan juga tentang hubungan. Membaca-bacanya kembali dan menyadari satu hal, bagaiamanapun juga, teman hidup yang bisa memberikan keluasan hidup dan kemampuan saling membangun satu sama lain, adalah dia yang sebelum bertemu tau apa yang dia inginkan dalam hidupnya. Sadar betul apa yang menjadi passionnya dan terhubung denganku bukan karena melarikan diri dari ketidakpuasan hidupnya. Karena itu terasa tidak adil untuk kedua belah pihak dan aku pasti akan melawan ketidak adilan itu.

Baiklah, besok perjalanan lain akan dimulai. Rasanya seperti bertemu kembali dengan sesuatu yang kucintai (karena aku selalu mencintai perjalanan). Deg-degannya seperti setiap kali akan bertemu 'my remedy', senang karena bisa merasakannya kembali. Aku menyambut  diriku sendiri di sepanjang perjalananku dan menghadiahinya pengalaman. Selamat berhari jadi untuk diriku sendiri. Selamat menyambut diri yang terus menerus mendefinisikan untuk 'menjadi'.
"Everything was about to arrive_the moment when you know all and everything is decided forever."
- On The Road, Jack Kerouac "

Comments

I. Widiastuti said…
On the Road me very likeeeyyyyy!

Popular posts from this blog

“Rethinking Cool” Gaya Anak Muda Bandung

pic by egga Tak sengaja, suatu siang, saya mendengar percakapan dalam bahasa Sunda dua orang anak laki-laki berseragam SMP di angkot Cihaheum-Ledeng, dalam perjalanan ke tempat kerja saya. “Maneh geus meuli sendal 347 can?” pertanyaan dalam bahasa sunda yang artinya: ‘kamu sudah beli sendal 347 belum? ‘, mengusik saya. Secara reflek, saya memandang si penanya yang duduk di hadapan saya. Ketika memandang mimik mukanya yang berapi-api, mata saya terpaut pada ransel sekolah yang ada dipangkuannya, merek 347, menghiasi ransel berwarna biru tua itu. Temannya yang duduk di sebelah saya menjawab: “acan euy, ku naon aya nu anyar?’ (belum, kenapa ada yang baru?) . Anak SMP yang duduk di hadapan saya itu setengah memarahi temannya: “Payah siah, meuli atuh meh gaul!” (payah kamu, beli dong biar gaul). Saya kaget, sekaligus geli dengan dua orang anak SMP itu. Kegelian saya bukan karena ekspresi mereka, tapi bayangan dandhy yang tiba-tiba muncul di kepala saya. Teman saya, si pemilik clothing la...

Postcard From Bayreuth

Sebuah postcard dari sahabatku di Bayreuth menyambutku di meja kerja yang kutinggalkan hampir dua minggu. Sahabatku itu, menuliskan sebuah quote yang dia terjemahkan dari postcard ini dan rasanya mewakili banyak kejadian yang terjadi akhir-akhir ini.. "Suatu saat mungkin aku akan tahu banyak hal yang ada di dunia, tapi kemudian aku bangun dan tetap merasa dan bertindak bodoh.." thanks a million Dian ..

Menjadi Penjilid dan Perjalanan Menemukan Fokus

Playing The Building, foto vitarlenology 2008 Suatu hari, ketika berkunjung untuk pertama kalinya ke markas besar Etsy, di Brooklyn, NYC, tahun 2008, Vanessa Bertonzi yang saat itu bekerja sebagai humasnya Etsy, bertanya padaku "Setelah pulang dari Amerika, apa yang akan kamu lakukan?" Saat itu spontan aku menjawab, "Aku mau jadi desainer stationery." Padahal, aku belum sekalipun punya pengalaman ikut kelas menjilid buku atau hal-hal yang sifatnya mengasah keterampilanku menjilid buku.  Jawabanku lebih didasarkan pada kesukaanku akan stationery terutama sekali notebook dan alat-alat tulis. Desain Stationery seperti apa yang ingin aku buat, itupun masih kabur. Namun rupanya, jawabanku itu seperti mantra untuk diriku sendiri dan patok yang ditancapkan, bahwa perjalanan fokusku dimulai dari situ. Menemukan kelas book binding di Etsy Lab pada saat itu, seperti terminal awal yang akhirnya membawaku menelusuri ‘book binding’ sebagai fokus yang ingin aku dalami. Pert...