Setelah semalam sulit tidur akibat memikirkan 'tobucil cook book' yang ga kelar-kelar itu, tadi pagi sekitar setengah tujuh, aku dibangunkan oleh matahari yang membuat kamarku bersinar terang- benderang. Emas. Silau. Di tengah langit yang kelabu, sinar keemasannya seperti jari-jemari yang coba merengkuh kehidupan yang ada di bumi. Aku terengkuh olehnya. Bangun. Mengambil kamera. Meski dengan silau, mengabadikan kilau rengkuhannya yang memantul di dinding tembok tetangga.
|
Lima menit kemudian, langit kembali kelabu. Redup.
Matahari, pagi, terima kasih untuk kilaunya meski hanya sekejap.
Comments