Skip to main content

11'09"01 (2002)

* * * *

Sebuah kompilasi film pendek yang dibuat untuk merespon peristiwa 11 september 2001 yang dibuat untuk memperingati setahun tragedi 9/11. Ada Youssef Chahine/Mesir, Amos Gitai/Israel, Alejandro Gonzales Inarritu/Meksiko, Paul Laverty/UK, Sabrina Dhawan/India, Claude Lelouch/Perancis, ken Loach/UK, Samira Makhmalbaf/Iran, Idrissa Oeudraogo/Bukrina Faso, Sean pean/USA, Marie-Jose Sanselme/Israel, Danis Tanovic/Bosnia Herzegovina, daisuke Tengan/Jepang, Pierre Uyterrhoeven/Perancis, Vladimir Vega/UK), masing-masing bikin film berdurasi 11 menit. Banyak hal menarik di kompilasi ini, terutama bagaimana masing-masing sutradara dari berbagai negara itu, merespon 9/11 dengan perspektif dan pandangan dunianya masing-masing.

Beberapa diantaranya menurutku cukup kritis melihat peristiwa ini. Karya Amos Gitai dari Israel salah satunya. Amos memotret 9/11 lewat sebuah peristiwa meledaknya bom mobil di pasar loak, di salah satu sudut kota Jerusalem. Polisi, ambulance, masyarakat sekitar tampak heboh dengan kejadian itu. Seorang reporter televisi berusaha meliput peristiwa itu secara langsung. Namun tak ada satupun yang orang di tempat kejian yang bisa memberikan keterangan dengan pasti. Sampai dia mulai melantur tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di tangal 11 September: "on sept 11th, 1777, washington was taken by the english, on sept 11th 1855 French took malakoff, on sept 11th 1944, Roselvet and churchill met and devided nazi germany into three parts: British, American, Russian. On Spet 11th, 1997. Lighting killed 19 people in India.." dan ketika editornya bilang, bahwa si reporter tak bisa on air, karena sesuatu yang serius tengah terjadi di New York, si reporter marah-marah dan ga mau tau seiring dengan kehebohan di sudut pasar loak yang berangsur-angsur normal kembali. Yeah, kita bisa menafsir banyak hal disitu. Bagiku pribadi, itu adalah cerminan bagaimana masyarakat Israel yang selama ini selalu jadi anak emas barat, ga ambil pusing dengan apa yang terjadi pada 11 september 2001.

Film lainnya yang cukup reflektif dan menampar pemerintah Amerika sendiri adalah karya Sean Pean (USA). Aktor gaek ini membuat sebuah film pendek yang ga ngomong sepatah katapun tentang peristiwa itu. Dia ngomong pake bahasa visual yang sangat kena dan nampar. Ada satu kata yang kena banget "you need a light to wake up.." film karyanya ini, sempat dilarang pemutarannya di Amerika oleh pemerintahan Bush, karena dianggap tidak sensitif terhadap perasaan rakyat AS pada saat itu.

Film yang banyak disalah pahami, adalah karya Alejandro Gonzales Innarittu (my favorite director). kenapa aku bilang disalah pahami, karena dari beberapa screening, penonton selalu mengira kalo film itu rusak.. karena memang gambarnya tv yang antenenya ga jelas gitu.. jadi gambarnya cuma semut dan ada kilasan-kilasan gambar dari peristiwa 9/11 itu. Ga ada teks atau narator disitu. Tapi menurutku, karyanya Innarittu ini yang paling sublim merespon peristiwa 9/11 ini.

Sisanya, silahkan tonton dan bandingkan, bagaimana masing-masing merespon dan mengingat peristiwa itu.

Comments

Popular posts from this blog

“Rethinking Cool” Gaya Anak Muda Bandung

pic by egga Tak sengaja, suatu siang, saya mendengar percakapan dalam bahasa Sunda dua orang anak laki-laki berseragam SMP di angkot Cihaheum-Ledeng, dalam perjalanan ke tempat kerja saya. “Maneh geus meuli sendal 347 can?” pertanyaan dalam bahasa sunda yang artinya: ‘kamu sudah beli sendal 347 belum? ‘, mengusik saya. Secara reflek, saya memandang si penanya yang duduk di hadapan saya. Ketika memandang mimik mukanya yang berapi-api, mata saya terpaut pada ransel sekolah yang ada dipangkuannya, merek 347, menghiasi ransel berwarna biru tua itu. Temannya yang duduk di sebelah saya menjawab: “acan euy, ku naon aya nu anyar?’ (belum, kenapa ada yang baru?) . Anak SMP yang duduk di hadapan saya itu setengah memarahi temannya: “Payah siah, meuli atuh meh gaul!” (payah kamu, beli dong biar gaul). Saya kaget, sekaligus geli dengan dua orang anak SMP itu. Kegelian saya bukan karena ekspresi mereka, tapi bayangan dandhy yang tiba-tiba muncul di kepala saya. Teman saya, si pemilik clothing la...

Postcard From Bayreuth

Sebuah postcard dari sahabatku di Bayreuth menyambutku di meja kerja yang kutinggalkan hampir dua minggu. Sahabatku itu, menuliskan sebuah quote yang dia terjemahkan dari postcard ini dan rasanya mewakili banyak kejadian yang terjadi akhir-akhir ini.. "Suatu saat mungkin aku akan tahu banyak hal yang ada di dunia, tapi kemudian aku bangun dan tetap merasa dan bertindak bodoh.." thanks a million Dian ..

Menjadi Penjilid dan Perjalanan Menemukan Fokus

Playing The Building, foto vitarlenology 2008 Suatu hari, ketika berkunjung untuk pertama kalinya ke markas besar Etsy, di Brooklyn, NYC, tahun 2008, Vanessa Bertonzi yang saat itu bekerja sebagai humasnya Etsy, bertanya padaku "Setelah pulang dari Amerika, apa yang akan kamu lakukan?" Saat itu spontan aku menjawab, "Aku mau jadi desainer stationery." Padahal, aku belum sekalipun punya pengalaman ikut kelas menjilid buku atau hal-hal yang sifatnya mengasah keterampilanku menjilid buku.  Jawabanku lebih didasarkan pada kesukaanku akan stationery terutama sekali notebook dan alat-alat tulis. Desain Stationery seperti apa yang ingin aku buat, itupun masih kabur. Namun rupanya, jawabanku itu seperti mantra untuk diriku sendiri dan patok yang ditancapkan, bahwa perjalanan fokusku dimulai dari situ. Menemukan kelas book binding di Etsy Lab pada saat itu, seperti terminal awal yang akhirnya membawaku menelusuri ‘book binding’ sebagai fokus yang ingin aku dalami. Pert...