***1/2
Jangan pernah membuat perempuan menjadi nomer dua. Begitulah yang aku tangkap dari film terbaru garapan, salah satu sutradara favoritku, Zhang Yimou. Selain penasaran dengan Chow Yun Fat, aku juga penasaran sama ceritanya. Soal artistik dan eksekusi, aku ga pernah meragukan Zhang Yimou. Aku percaya pada ketepatan, detail dan artistiknya yang tidak pernah gagal. Setelah di House of Flying Dagger, aku kecewa karena ceritanya menurutku ga utuh, dan casting yang menurutku kurang pas. Sementara di Golden Flower, mendampingkan Gong Li dan Chow Yun Fat adalah keputusan yang sangat tepat. Kita bisa liat kematangan akting mereka, di adu.
Ceritanya tentang intrik perebutan kekuasaan antara pihak kaisar dan permaisuri. Jalinan ceritanya cukup apik, sehingga ga membingungkan, meski ga mudah ditebak juga. Cerita-cerita klasik seperti ini selalu menarik bagiku, kerena ini jadi semacam bukti sejarah, bahwa kekuasaan selalu berdiri di atas genangan darah. Jika perlu, anak membunuh orang tuanya, orang tua membunuh anaknya, antar sodara saling bunuh. Jika ada kekuasaan yang berdiri tanpa menumpahkan darah, itu adalah anomali sejarah. Dan satu hal lagi yang selalu dilupakan oleh sejarah (history), ketika perempuan dipinggirkan dalam porsi pembagian kekuasaan, kamu ga akan pernah tau apa yang akan dia lakukan padamu, jika kau pikir, kau bisa mengalahkannya, kau tak akan pernah bisa sungguh-sungguh jadi pemenang. Yah, begitulah kira-kira yang Gong Li katakan pada Chow Yun Fat.
Ngomong-ngomong soal Chow Yun Fat, karismanya bener-bener memancar di film ini. Aku termasuk ngikutin film-filmnya dari dari mulai film Hongkong kelas B, sampai dia masuk Hollywood, kematangan aktingnya melaju sangat pesat. Dia beruntung bisa bertemu dengan banyak sutradara keren. Di tangan Yimou, karismanya memancar seterang-terangnya, seterang jubah kekaisaran yang dikenakannya. Aku jadi ga sabar liat Chow di Pirates of The Caribean 3, gimana dia bakal adu akting sama Johnny Depp, Geoffrey Rush, Keith Richard. Dan bicara soal Gong Li, bagiku ga ada yang lebih tau, bagaimana menampilkan karakter Gong Li dengan baik, selain Zhang Yimou. Selain karena Gong Li mantan pacarnya, Yimou juga punya andil besar dalam membesarkan karir Gong Li di dunia internasional.
Jangan pernah membuat perempuan menjadi nomer dua. Begitulah yang aku tangkap dari film terbaru garapan, salah satu sutradara favoritku, Zhang Yimou. Selain penasaran dengan Chow Yun Fat, aku juga penasaran sama ceritanya. Soal artistik dan eksekusi, aku ga pernah meragukan Zhang Yimou. Aku percaya pada ketepatan, detail dan artistiknya yang tidak pernah gagal. Setelah di House of Flying Dagger, aku kecewa karena ceritanya menurutku ga utuh, dan casting yang menurutku kurang pas. Sementara di Golden Flower, mendampingkan Gong Li dan Chow Yun Fat adalah keputusan yang sangat tepat. Kita bisa liat kematangan akting mereka, di adu.
Ceritanya tentang intrik perebutan kekuasaan antara pihak kaisar dan permaisuri. Jalinan ceritanya cukup apik, sehingga ga membingungkan, meski ga mudah ditebak juga. Cerita-cerita klasik seperti ini selalu menarik bagiku, kerena ini jadi semacam bukti sejarah, bahwa kekuasaan selalu berdiri di atas genangan darah. Jika perlu, anak membunuh orang tuanya, orang tua membunuh anaknya, antar sodara saling bunuh. Jika ada kekuasaan yang berdiri tanpa menumpahkan darah, itu adalah anomali sejarah. Dan satu hal lagi yang selalu dilupakan oleh sejarah (history), ketika perempuan dipinggirkan dalam porsi pembagian kekuasaan, kamu ga akan pernah tau apa yang akan dia lakukan padamu, jika kau pikir, kau bisa mengalahkannya, kau tak akan pernah bisa sungguh-sungguh jadi pemenang. Yah, begitulah kira-kira yang Gong Li katakan pada Chow Yun Fat.
Ngomong-ngomong soal Chow Yun Fat, karismanya bener-bener memancar di film ini. Aku termasuk ngikutin film-filmnya dari dari mulai film Hongkong kelas B, sampai dia masuk Hollywood, kematangan aktingnya melaju sangat pesat. Dia beruntung bisa bertemu dengan banyak sutradara keren. Di tangan Yimou, karismanya memancar seterang-terangnya, seterang jubah kekaisaran yang dikenakannya. Aku jadi ga sabar liat Chow di Pirates of The Caribean 3, gimana dia bakal adu akting sama Johnny Depp, Geoffrey Rush, Keith Richard. Dan bicara soal Gong Li, bagiku ga ada yang lebih tau, bagaimana menampilkan karakter Gong Li dengan baik, selain Zhang Yimou. Selain karena Gong Li mantan pacarnya, Yimou juga punya andil besar dalam membesarkan karir Gong Li di dunia internasional.
Comments